WHAT'S NEW?
Loading...

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Setiap kita memerlukan penataan dan pengelolaan dalam kehidupan ini.Karena banyak kegiatan yang kita lakukan sementara waktu yang kita miliki kadangkala tidak mencukupi untuk melakukan semua kegiatan tersebut.Oleh karena itu kita memerlukan Manajemen Diri.
Pada dasarnya manajemen adalah sebuah proses perencanaan atau pengaturan yang
dilakukan oleh manajer untuk mencapai tujuan agar efektif dan efisen.Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,sementara efisien berarti bahwa tugas yang dilaksanakan secara benar,terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Tujuan kita menangani (manajemen) diri kita bukanlah untuk membuat kita susah, tetapi justru membuat kita lebih efektif,berdaya guna,sekaligus kita bisa bersuka cita menikmati rizki yang disediakan bagi kita.
Kita pun menyadari ada banyak hal yang menarik untuk kita kerjakan.dengan begitu kita harus bisa  mengalokasikannya untuk sejumlah kegiatan yang kita ingin kerjakan, Kemudian mengontrolnya agar penggunaaannya sesuai dengan yang kita rencanakan. Sehingga tidak ada waktu yang berlalu tanpa kita sadari.Hal ini tidak mudah, Itu sebabnya kita perlu memilki kemampuan atau kecakapan untuk mengelolah diri kita dengan waktu yang ada.
      Seperti yang kita ketahui pula bahwa self management menjadi sebuah pondasi ketika kita mengerjakan hal – hal lain,seperti menjadi seorang pemimpin,Seorang pemimpin harus bisa manajemen diri nya terlebih dahulu agar dia bisa bertanggung jawab”apa yang ia kerjakan?


1.2  Rumusan  Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, Maka beberapa masalah Yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah    :
1.      Apa yang dimaksud dengan self management ?
2.      Bagaimana cara self management dengan baikdalam pembelajaran ?
3.      Mengapa pengelolaan self management perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran yang efektif dan efisien ?


1.3  Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah        :
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar – dasar manjemen.
2.      Agar mahasiswa lebih paham tentang bagaimana cara self management dengan baik.
3.      Dengan self management yang baik akan menjadikan kita untuk lebih mudah dalam menerima pelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Self – Management
Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang tlah ditetapkan sebelumya.
Pengertian Manajemen menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan ketrampilan khusus.        
               Manajemen Diri ( Self Management ) merupakan istilah yang sangat popular saat ini.Banyak seminar,training,maupun tulisan yang mengupas subyek ini karena memang diperluan bagi mereka yang berada dilingkungaan professional maupun dalam kehidupan social kemasyarakatan.
            Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran,ucapan, dan perbuataan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang idak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.
Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan, dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama an sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.
Manajemen diri adalah orang yang mampu mengurus dirinya sendiri.Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah.Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati.Oleh karena itu kita harus bisa memanaj hati.




Menurut Muhammad Abdul Jawwad, manajemen diri ini sangat penting karena ketika seseorang memanajemeni dirinya berarti dia selalu bersikap waspada, memiliki perencanaan yang jelas, dan selalu mengawasi diri sendiri, walaupun pada pelaksanaannya gagal dalam satu waktu dan berhasil pada kesempatan lain.
Sedangkan menurut Awadh bin Muhammad Al Qarni, sarat utama kesuksesan anda dalam kehidupan ini terletak pada keberhasilan menerapkan manajemen diri, dan bagaimana berinteraksi dengan diri sendiri secara efektif. Kegagalan anda berinteraksi dengan diri sendir akan mengakibatkan kegagalan dalam kehidupan ini. 
2.2  Self  Management yang efektif dan efisien  dalam Pembelajaran
       a. Belajar Efektif dengan teori Steven Covey
           Tujuh langkah cara efektif yang dapat kita lakukan dan kembangkan sendiri yang diadaptasi dari buku Seven Habits of Effective People karangan Steven Covey
1.   Bertanggung jawab atas diri sendiri.
Tanggung jawab merupakan tolak ukur sederhana dimana kita sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas,waktu dan sumber – sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
2.   Pusatkan diri terhadap nilai dan prinsip yang kita percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi diri kita. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.
3.   Kerjakan dulu mana yang penting
Kerjakan dulu prioritas – prioritas yang telah kita tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatian dan tujuan kita.
4.   Anggap dirimu berada dalam situasi ‘Co – opetition” ( Bukan situasi” win – win” lagi)“Co – Opetition”Merupakan gabungan dar kata”Cooperation” (Kerja Sama) dan “Competition”( Persaingan).jadi,Selain sebagai teman yang membantu dalam belajar
bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas,anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.Dengan begini,kamu akan terpacu untuk melakukan yang terbaik ( do your best) didalam kelas
5.   Pahami Orang Lain,Maka mereka Akan Memahami kita.
Ketika kita ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan dosen,misalnya mempertanyakaan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, Tempatkan dirimu sebagai dosen tersebut.nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu,kira – kira argument apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi dosen tersebut.



6.   Cari Solusi Yang Lebih Baik.
Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lain,misalnya diskusikan bahan tersebut dengan dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

7.   Tantang diri kita sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajarakan terasa mengasykan, dan mungkin kita mendapatkan ide-ide cemerlang.


b.  Tips untuk menjadi pribadi yang produktif
1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan “if you to plan,you plan to fail”. Apabila kita menjalani hari kita tanpa ada gambaran yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya kita akan menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk bertanya”Apa yang harus saya kerjakan sekarang yah?”.Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga kita bisa mengelompokkan tugas – tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana dipagi hari atau hari sebelumnya.kita bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya dikepala untuk sekedar memberikan sinyal pada otak mengenai apa yang harus kita selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana.Kapan biasanya kita merasa energy kita tinggi,baik mental maupun fisik?
Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat.Pada prinsipnya,kita melakukan manajemen diri untuk kita sendiri.Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk didiplin diri.


2. Fokus
        Seringkali dalam melakukan sesuatu, kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilah multi-tasking. Mungkin dengan begitu kita pikir bisa menyenangkan hati kita,  tapi tanpa kita sadari, sebenarnya justru membebani diri kita dengan stress dan belum tentu juga apa yang kita kerjakan akan berkualitas bagus.
        Melakukan sesuatu pada saat bersamaan, bukan saja membagi perhatian kita, tetapi juga membuat kita kurang focus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan kerjaan itu.Fokus dalam melakukan sesuatu membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress.Buat skala prioritas apabila kita harus menyelesaikan hal-hal dalam kurun waktu yang bersamaan.

3.Hindari Inteupsi
        Dua hal dalam  melakukan sesuatu.Sekarang ini yang sering menjadi sumber interupsi adalah telfon dan email.Tentu saja interupsi ini tidak dapat dihindari tetapi gunakan  keahlian  kita dalam manajemen diri untuk menanganinya :
·            Jawab telfon dari orang yang berkepentingan saja pada saat kita sedang focus.Apabila kita harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin.Atau kita bisa menelfon balik ketika kita sudah agak bebas.
Kita harus dapat menemukan  kepercayaan diri, dan yang paling penting adalah kita harus memiliki motivasi diri yang tinggi dan stabil untuk belajar.Untuk memiliki motivasi diri yang tinggi dan selalu dalam performa yang tinggi dan stabil, maka kita harus mengandalkan motivasi dari diri sendiri (motivasi
intrinsik) dan jangan mengandalkan motivasi dari luar atau ,lingkungan (ekstrinsik).Contoh motivasi ekstrinsik adalah pujian , linkungan yang mendukung, atau  upah yg besar .Kalau kita tergantung pada motivasi ekstrinsik, maka kita akan menggangu di motivasi kita.Padahal motivasi dari luar itu tidak selalu kita dapatkan, sehingga akhirnya motivasi kita jadi naik turun tergantung stimulus dari luar. Sedangkan motivasi intrinsik bisa kita bangkitkan kapan saja sesuai kehendak kita, bahkan bisa terus kita bangkitkan sehingga kita akan selalu mempunyai motivasi yang tinggi. Bisa kita lakukan dengan berbagai cara :
·            Dengan membayangkan manfaat besar yang akan didapat, melakukan sugesti untuk menyenangi pekerjaan yang sedang kita lakukan, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meyakini bahwa kita baru berarti hidup didunia ini jika berhasil melakukan pekerjaan tersebut atau dengan cara memaksa diri bertindak walau malas-malasan (karena pada dasarnya sebagian besarmotivasi atau semangat muncul ketika kita beraktifitas, bukan sebelum beraktifitas)
·            Untuk strategi merealisasikan target dan planning  yang sudah dibuat, caranya adalah : bawa target dan planning tersebut ke alam bawah sadar kita. Dengan  membawa ke alam bawah sadar, kita akan bergerak sepenuhnya dan menjadikan target atau planning tersebut sebagai kebiasaan sehari-hari.Bagaimana cara membawa target atau planning kita ke alam bawah sadar? Caranya dengan selalu mengingat dan mengevaluasi pencapaian target tersebut. Oleh karena itu kita harus punya waktu minimal 30 menit sehari untuk mengevaluasi pencapaian target hidup kita. Jangan pernah bosan dan putus asa untuk mengevaluasinya setiap hari, sebab ketika anda tidak lagi mengevaluasinya setiap hari, maka target tersebut berubah hanya menjadi rencana diatas kertas belaka.
·             Untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang mantap, maka kita harus selalu berpikir positif bahwa kita bisa, kita baik dan kita pasti sukses. Kita bisa karena Allah pada dasarnya telah mengaruniakan kita otak yang hebat dan tubuh yang luar biasa. Otak kita lebih hebat dari komputer secanggih apa pun (bahkan otak kita yang membuat komputer). Kita baik karena pada dasarnya manusia mempunyai fitrah yang selalu mengajaknya untuk berbuat baik (disebut juga hati nurani). Kita sukses karena kita pernah mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia (sperma) pada masa dahulu (tapi kita tidak ingat saja). Kemudian selain berpikir positif, kita juga harus bertumpu pada kelebihan kita supada PD. Maksudnya, jangan sering mengingat-ingat kekurangan kita. Sebaliknya lebih sering mengingat-ingat kelebihan atau potensi kita. Bahkan kalau bisa kita beraktivitas yang sesuai dengan kelebihan atau  potensi kita supaya PD yang kita miliki lebih besar lagi. Dan yang terakhir, supaya kita selalu PD jangan lupa untuk tidak takut berbuat. Jangan takut gagal dan harus berani mencoba. Pada dasarnya ketakutan kita akan kegagalan lebih besar daripada kegagalan itu sendiri.

5 pertanyaan mendasar yang mungkin bisa  membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
 
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan menggunakan feedback analysis.Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian Anda untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah.Setelah waktu yang Anda tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya.Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda.

2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.


3.  “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak performa Anda.
4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.
5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang Anda tekuni saat itu.





2.3 Manfaat Manajemen Diri Dalam Kehidupan
            Banyak orang yang mengalami dalam beberapa fase hidup ini,maupun dalam merealisasikan keinginan dan rencana – rencana yang mereka buat. Kita mengetahui bahwa kegagalan itu hanyalah hal biasa yang pasti dialami oleh setiap orang untuk menguji konsistensi diri kita dan kesabaran kita.Namun tentu harus ada usaha untuk meminimalisir ataupun meniadakan kegagalan tersebut. Banyak pula orang yang kebingungan dalam mengelola kegiatannya.karena terlalu banyaknya kegiatan yang mesti dilakukan, Akhirnya kegiatan – kegiatan yang penting tertinggalkan dan kegiatan yang tidak begitu penting dia lakukan apa penyebab semua itu? Penyebabnya adalah karena dia tidak melakukan manajemen diri. Oleh karena itu manajemen diri sangat lah bermanfaat bagi kita,antara lain:
1.Membuat pekerjaan menjadi lebih teratur dan mudah
2. Memudahkan untuk berprestasi
3. Menjadi alat untuk mencapai kesuksesan
4. Kerja tidak tergesa – gesa
5. Waktu lebih efektif dan efisien
6. Menjadi panutan bagi oran lain
7. Lebih disiplin
8. Menepati janji
9. Mampu memilih kegiatan yang prioritas
10. Meningkatkan kualitas diri
11. Hubungan dengan orang lain menjadi lebih baik
12. Membantu mengambil keputusan yang tepat                    
      Kriteria pribadi sukes dalam kehidupan untuk menjadi pribadi sukses.maka diperlukan manajemen diri yang efektif.Yakinlah kesuksesan akan tercapai ketika kita telah mampu mengatur diri kita dengan baik. Seorang yang pribadi yang sukses memiliki ciri – ciri dan kriteria sebagai berikut :
1.      Memiliki keimana dan ketaqwaan kepada Allah SWT (kecerdasan spiritual)
2.      Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan orang orang yang pernah berinteraksi dengannya (kecerdasan social)
3.      Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri, kesabaran, mengendalikan diri dan kemauan kuat untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat (kecerdasan emosional)
4.      Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan mengambil keputusan (kecerdasan intelektual)
5.      Memiliki tubuh yang sehat dan fisik yang kuat (kecerdasan fisik)
6.      Memiliki kemampuan secara ekonomi untuk mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga (kecerdasan ekonomi)
7.      Tidak mudah menyerah dan pantang berputus asa menghadapi kesulitan sampai kesulitan tersebut teratasi
8.      Rajin, tekun, dan ulet dalam berusaha dan melaksanakan tugasnya.
Setiap priibadi yang sukses adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk memanajemen dirinya dengan baik. Karena kesuksesan akan sulit dicapai jika seseorang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas dan konsep diri yang jelas. Banyak orang yang salah persepsi tentang arti kesuksesan. Kesksesan menurut mereka hanya kesuksesan di dunia saja, dimana mereka mendapatkan segala apa yang diinginkan dari harta, jabatan, ketenaran, dan pria atau wanita yang mereka inginkan. Namun disisi lain mereka kadangkala melupakan bahwa kesuksesan mereka berdiri atas kesengsaraan orang lain. Oleh karena itu perlu didefinisikan apa sebenarnya apa sebenarnya arti sebuah kesuksesan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sukses berarti berhasil atau beruntung.Kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan. Menurut John Maxwell sukses adalah mengetahui apa tujuan hidup kita, bertumbuh untuk mencapai kemampuan maksimal kita, dan menabur benih untuk memberikan manfaat kepada lainnya. Hendry Wadsorth menyebutkan sukses sebagai melakukan apa yang dapat kita kerjakan dengan baik dan melakukan sebaik-baiknya apa yang kita kerjakan. Sementara Napoleon Hill mengatakan sukses adalah mereka yang selalu memberi, membentuk dan mengontrol egonya sendiri, tidak menyisakan tempat untuk mengharapkan adanya keberuntungan atas tiap pekerjaan atau kesempatan atau atas segala perubahan nasib.
Sedangkan menurut Satria Hadi Lubis, sukses adalah :
1.      keseimbangan hidup
2.      memberikan manfaat bagi orang lain
3.      proses mencapai cita-cita mulia
4.      menikmati kemenangan-kemenangan
5.      akhir yang baik
Dengan demikian manajemen diri pribadi sukses bermakna proses penataan dan  pengaturan diri seseorang untuk mencapai kesuksesannya, tanpa adanya penataan dan pengelolaan maka seorang pribadi akan sulit mencapai kesuksesan.
            Kesuksesan  adalah  sesuatu  yang  mungkin dicapai oleh setiap orang.tergantung bagaimana usaha dan  kemauan seseorang untuk berjuang mencapai  kesuksesan  tersebut. Usaha – usaha untuk mencapai sukses perlu dibangun dan dilakukan  setiap hari.
            Sebagaimana perkataan John C.Maxwell bahwa  sukses itu dengan  setiap  hari,tidak ada sukses tanpa pengorbanan.Sukses diperoleh  dalam ukuran senti bukan kilometer.

Kesimpulan
Jadi,Self management dalam belajar efektif dan efisien sangat penting diterapkan dalam melakukan aktifitas – aktifitas sebagai mahasiswa untuk menunjang keberhasilan kita yang akan datang.

Saran
Perlunya self management agar dapat belajar lebih efektif dan efisien agar kita bisa mencapai kesuksesan sehingga waktu yang digunakan lebih teratur dalam menjalani pola kehidupan kita sehari – hari dan selalu mempunyai planning yang jelas untuk massa yang akan datang.sehingga lebih mudah untuk mencapai kesuksesan karena kesuksesan itu dilakukan bagaimana kita menjalani kehidupan setiap hari,Sukses tidak akan bisa dicapai jika tidak ada pengorbanan,Karena itu ada istilah kata sukses itu diperoleh dalam ukuran senti bukan kilometer.

DAFTAR PUSAKA




Mahasiswa UMY menjadikan/mengunakan Tayangan “Dahsyat” RCTI menjadi tempat mencari kepuasan dalam mengetahui musik Terbaru


  1. Latar Belakang Masalah
Sejatinya banyak sekali tayangan-tayangan di televisi yang menghibur masyarakat Indonesia. Dari mulai acara talkshow, infotainment sampai acara musik pun bermunculan di televisi. Tayangan-tayangan tersebut diadakan oleh seluruh stasiun televisi swasta  guna memenuhi keinginan masyarakat Indonesia yang selalu haus akan berbagai hiburan yang mungkin tidak mereka dapatkan di rumah. Acara-acara di televisi itupun juga memiliki penggemarnya masing-masing. Contohnya, acara infotainment yang sebagian besar disukai oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga. Tetapi tidak seluruh acara televisi hanya diperuntukkan bagi kaum wanita saja, banyak juga acara lainnya yang diadakan bagi kaum remaja,kaum laki-laki dan kaum anak-anak di Indonesia.
Dari berbagai macam acara di televisi, saat ini memang paling banyak dirajai oleh tayangan-tayangan yang diperuntukkan bagi kaum remaja. Acara televisi yang disuguhkan untuk para remaja pun beraneka ragam bentuknya, salah satunya adalah acara yang membahas mengenai perkembangan musik di Indonesia. Tayangan tentang musik tersebut juga banyak sekali bermunculan dengan berbagai bentuk kemasannya. Banyaknya acara musik bermunculan di televisi dikarenakan oleh keingintahuan masyarakat tentang perkembangan musik di Indonesia. Salah satu tayangan musik yang paling diminati oleh para remaja Indonesia adalah acara DAHSYAT di stasiun televisi RCTI. Acara yang dipandu oleh Raffi Ahmad, Olga Syahputra ini memang diakui menjadi acara yang paling banyak mendapatkan sambutan dari para penonton televisi khususnya bagi para remaja.
Dahsyat dianggap menjadi tayangan yang paling disukai oleh para penikmat musik Indonesia khususnya para remaja dikarenakan dengan konsep acara tersebut yang sengaja dibuat santai dan penuh canda tawa. Selain itu, tayangan tersebut memang menjadi satu-satunya tayangan yang sangat menghargai penontonnya. Hal itu dibuktikan dengan diikutsertakannya penonton dalam setiap episode tayangannya tanpa ada batasan antara penonton dan artisnya. Komunikasi non verbal dan interaksi berupa bahasa tubuh yang dilakukan oleh presenternya pun dianggap menjadi salah satu hal yang menarik pada acara tersebut.  Lagu-lagu di acara Dahsyat pun juga selalu up to date, sehingga pengetahuan masyarakat tentang musik Indonesia pun semakin berkembang. Disisi lain, dengan adanya bintang tamu yang selalu berbeda tiap harinya, membuat para penikmat musik semakin mengetahui tentang tren aliran musik saat ini, sehingga pengetahuan mengenai musik pun semakin bertambah besar. Tanpa diduga, ternyata konsep tersebut benar-benar berhasil menarik minat remaja untuk menjadi bagian yang membuat tayangan tersebut menjadi tayangan musik nomor satu di Indonesia.
Berdasarkan data yang saya ambil dari tabloid remaja Gaul edisi 36 yang terbit pada tanggal 8-14 September 2008 bahwa Dahsyat memang menjadi acara musik terfavorit di Indonesia yang mendapatkan peringkat pertama pada polling yang diadakan oleh pihak tabloid tersebut. Menurut tabloid tersebut, para remaja memilih menonton dahsyat menjadi tayangan musik favorit karena mereka menilai bahwa info-info tentang musik Indonesia yang disampaikan pada tayanagan tersebut memang memberikan perkembangan informasi yang selalu baru setiap harinya.
Menurut pakar dari public speaking Indonesia, yaitu Charles Bonar Sirait yang saya kutip dari bukunya yang berjudul The Power of Public Speaking menyatakan bahwa sebuah acara atau tayangan baik di televisi ataupun di tempat umum lainnya akan menarik banyak peminat apabila acara tersebut dibawakan oleh pembawa acara yang mampu berinteraksi dengan baik oleh social yang notabene adalah penonton dan mampu membawakan acara tersebut sesuai konsep serta memberikan informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi para pemirsanya, maka para pemirsanya pun semakin lama semakin banyak yang menyukai. Hal tersebutlah yang juga diterapkan pada acara dahsyat di RCTI sehingga memiliki peminat yang banyak dan menduduki peringkat pertama acara musik terfavorit di Indonesia.

  1. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang masalah di atas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu
·         Sejarah dan asumsi mengenai teori uses and gratification
·         Seberapa besar  kepuasan yang didapat Mahasiswa UMY mengunakan atau menjadikan Tayangan “Dahsyat” RCTI menjadi tempat mencari kepuasan dalam mengetahui musik Terbaru



  1. Tujuan
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas ujian akhir semester  Kemudian, agar kita sebagai mahasiswa/i Ilmu Komunikasi dapat mengenal lebih jauh mengenai teori uses and gratification yang mengatakan bahwa individu   lebih aktif dalam menyikapi media yang diingikan dalam menccapai kepuasan

  1. Manfaat penelitian
                   I.            manfaat akademis penelitian ini diharapkan memberikan tambahan referensi untuk kajian komunikasi
                II.            manfaat praktis sebagai sarana menambah wawasan bagi para pemerhati media bahwasanya individu lebih aktif dalam mencari kepuasaan di media  
  1. Pembahasaan
1.     Sejarah singkat Theory uses and gratification
Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase (dalam   Rosengren dkk., 1974), yaitu:
  • Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audiens.
  • Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
  • Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan.
Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens member. Dimana Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audiens / khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan objek pasif yang hanya menerima apa yang diberi media).
Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini , yaitu : Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan. Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Point ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Point keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Point kelima adalah Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media secara spesifik.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh menurut Judith van Evra anak-anak secara khusu lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi
2.      ASUMSI TENTANG TEORI USES AND GRATIFICATION
Katz, Blumer dan gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu :
a)      Khalayak diangap aktif,artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b)      Dalam proses komunikasi massa,inisiatif untuk mengaitkan pemuassan kebutuhan dengan pemilihan media  terletak pada khalayak
c)      Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalaui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan
d)     Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu
e)      Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak
Pengujian-pengujian terhadap asumsi-asumsi Uses and Gratification Media menghasilkan enam (6) kategori identifikasi dan temuan-temuannya (dalam Rosengren dkk., 1974), sebaga berikut:
  1. Asal usul sosial dan psikologis gratifikasi media.
John W.C. Johnstone (1974) menganggap bahwa anggota audiens tidak anonimous dan sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota kelompok sosial yang terorganisir dan sebagai partisipan dalam sebuah kultur. Sesuai dengan anggapan ini, media berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan keperluan individu-individu, yang tumbuh didasarkan lokalitas dan relasi sosial individu-individu tersebut.
Faktor-faktor psikologis juga berperan dalam memotivasi penggunaan media. Konsep-konsep psikologis seperti kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi mempunyai pengaruh dalam pencarian gratifikasi dan menjadi hubungan kausal dengan motivasi media.
  1. Pendekatan nilai pengharapan.
Konsep pengharapan audiens yang perhatian (concern) pada karakteristik media dan potensi gratifikasi yang ingin diperoleh merupakan asumsi pokok Uses and Gratification Media mengenai audiens aktif. Jika anggota audiens memilih di antara berbagai alternatif media dan non media sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka harus memiliki persepsi tentang alternatif yang memungkinkan untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Kepercayaan terhadap suatu media tertentu menjadi faktor signifikan dalam hal pengharapan terhadap media itu.
  1. Aktifitas audiens.
Levy dan Windahl (1984) menyusun tipologi aktifitas audiens yang dibentuk melalui dua dimensi:
    • Orientasi audiens: selektifitas; keterlibatan; kegunaan.
    • Skedul aktifitas: sebelum; selama; sesudah terpaan ( baca handsout ”audiens”)
Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam penelitian tentang penggunaan media, menemukan perbedaan anggota audiens berkenaan dengan basis gratifikasi yang dirasakan. Dipengaruhi beberapa faktor. Yaitu: struktur media dan teknologi; isi media; konsumsi media; aktifitas non media; dan persepsi terhadap gratifikasi yang diperoleh.
Garramore (1983) secara eksperimental menggali pengaruh ”rangkaian motivasi pada proses komersialisasi politik melalui TV. Ia menemukan bahwa anggota audience secara aktif memproses/mencerna isi media, dan pemrosesan ini dipengaruhi oleh motivasi.
  1. Gratifikasi yang dicari dan yang diperoleh.
Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara konseptual, dengan alasan sebagai berikut:
    • GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang lain.
    • Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.
    • Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.
    • GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.
Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat media.
  1. Gratifikasi dan konsumsi media.
Penelitian mengenai hubungan antata gratifikasi (GS-GO) dengan konsumsi media terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
    • Studi tipologis mengenai gratifikasi media.
    • Studi yang menggali hubungan empiris antara gratifikasi di satu sisi dengan pengukuran terpaan media atau pemilihan isi media di sisi lain.
Studi-studi menunjukkan bahwa gratifikasi berhubungan dengan pemilihan program. Becker dan Fruit memberi bukti bahwa anggota audiens membandingkan GO dari media yang berbeda berhubungan dengan konsumsi media. Studi konsumsi media menunjukkan terdapat korelasi rendah sampai sedang antara pengukuran gratifikasi dan indeks konsumsi.
  1. Gratifikasi dan efek yang diperoleh.
Windahl (1981) penggagas model uses and effects, menunjukkan bahwa bermacam-macam gratifikasi audiens berhubungan dengan spectrum luas efek media yang meliputi pengetahuan, dependensi, sikap, persepsi mengenai realitas social, agenda setting, diskusi, dan berbagai efek politik.
Blumer mengkritisi studi uses and effects sebagai kekurangan perspektif. Dalam usaha untuk menstimulasi suatu pendekatan yang lebih teoritis, Blumer menawarkan tiga hipotesis sebagai berikut:
    • Motivasi kognitif akan memfasilitasi penemuan informasi.
    • Motivasi pelepasan dan pelarian akan menghadiahi penemuan audiens terhadap persepsi mengenai situasi sosial.
o   Motivasi identitas personal akan mendorong penguatan efek


1)    Hubungan teori ini dengan acara musik DAHSYAT di RCTI

Teori uses and gratification mengatakan bahwa individu lebih aktif dalam mencari apa yang diinginkan  dalam media sehingga tercapai kepuasan yang diinginkan tersebut,seperti contohnya dengan kebanyakan mahasiswa UMY( Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ) yang setelah diwawancarai lebih mengenal acara DAHSYAT di RCTI untuk mengetahui berita musik terbaru atau dengan bahasa lain terupdate.


Seperti wawancara kami terhadap mahasiswa UMY sebagai berikut :
·         Menurut mahasiswa UMY berinisial AG mengatakan menonton acara DAHSYAT di RCTI membuat pengetahuan lebih tahu tentang musik-musik terbaru yang ada di acara tersebut,dan humoris para pembawa acara DAHSYAT yang membuat pikiran kembali segar setelah melihat acara tesebut

Menyimpulkan wawancara diatas yaitu pemerhati media mendapatkan kepuasaan dengan menonton acara tersebut setelah aktifitas yang dilakukan kesehariannya dikampus yang membuat penat pikiran

            Walaupun banyak sarana media lain yang bisa digunakan tetapi memang televisi merupakan sarana yang utama dalam media sekarang untuk mempelajari tentang masyarakat dan kultur, dan menurut teori usus and gratification :
Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna mediamempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumberberitanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatankomunikasi untuk memenuhi kepuasannya. Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media,yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teoriini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangatselektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam jalaludin rakhmat 1984)

Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara konseptual, dengan alasan sebagai berikut:
    • GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang lain.
    • Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.
    • Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.
    • GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.
Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat media.
  1. Teknik Pengumpulan Data
Adalah suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yangt diperlukan, untuk memperoleh data yang representative baik data primer maupun data sekunder maka dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu meliputi observasi, wawancara dan kuesioner. ( Sutrisno Hadi, 1983:124 )
o   Observasi, adalah cara mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
o   Wawancara, adalah teknik pengmpulan data dengan cara Tanya jawab langsung antara peneliti dan responden
o   Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan kertas yang berisi pertanyaan yang mengenai penelitian tersebut.

  1. KESIMPULAN
 Teori Uses and gratification merupakan teori yang menjelaskan bahwa pemerhati media adalah yang berpengaruh terhadap dirinya sendiri karena dikatakan bahwa pemerhati itu aktif dalam mencari media yang diinginkan dalam mencari kepuasan tersendiri bagi pemerhati tersebut,

Dan dengan keterkaitan dengan acara musik tersebut adalah bahwa kebanyakaan mahasiswa UMY lebih ingin menonton atau mencari kepuasan dengan musik terupdate melewati tayangan acara musik DAHSYAT di RCTI ketimbang melalui acara lain yang lebih dominan mengikuti acara DAHSYAT tersebut