WHAT'S NEW?
Loading...

KAPITA SELEKTA PENYIARAN TENTANG ATLANTIS "THE LOST ISLAND"

A.       Latar Belakang Masalah
            Film merupakan sarana penting untuk media komunikasi. Karena film dapat menyuguhkan sebuah cerita dalam bentuk visual, sehingga kita lebih mudah dalam mencernanya dan memahami isi pesannya. Gambaran cerita yang tertuang pada sebuah film, biasanya merupakan sebuah rekaan cerita atas  dasar imajinasi sang pembuat film, alias bukan kisah nyata. meskipun demikian, banyak  sisi menarik bermunculan, dimana para penikmat film dapat larut dalam imajinasi sang pembuat film,  dan dapat menimbulkan  skema ide segar / hal baru bagi sang penikmat film untuk menjalani aktivitasnya.
            Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor, film yang pertama kali diperkenalkan kepada public Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The Great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903 (Hiebert, Ungurait, Bohn,1975: 246 dalam Ardianto, Komala, karlinah, 2009:144). Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton film ke bioskop menjadi aktifitas terpopuler bagi orang Amerika pada tahun 1920an – 1950an. Industri film adalah industri bisnis predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni yang di produksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan kadang – kadang menjadi mesin uang yang sering kali, demi uang, keluar dari kaidah artistic film itu sendiri ( Dominick,2000:306 dalam Nurudin,2007).
            Sebagai seorang komunikator adalah penting untuk mengetahui jenis- jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Film dapat dikelompokan dalam beberapa jenis salah satunya adalah film dokumenter. Film Dokumenter didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.
            Film dokumenter adalah cerminan dari perubahan realita sosial, budaya dan sebuah medium artistik yang kuat untuk mengekspresikan sudut pandang dan kisah-kisah yang personal. Wilayah yang sangat heterogen memiliki harta karun berupa beragam kisah, perubahan politik dan social yang sangat cepat dan sejarahnya yang penuh konflik; dengan kata lain, sebuah taman bermain bagi para pembuat film yang kreatif. Dewasa ini, revolusi digital dan teknologi yang terjangkau membuat setiap orang bisa menjadi pembuat film independen.
Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin (Javandalasta, 2011:2).  Sehingga Film dokumenter harus memenuhi dua unsur utama, yaitu ,Gambar (Visual)  diambil berdasarkan kejadian  tertentu dimana orang-orang yang direkam dalam video tersebut, benar-benar ada dan pernah ada, bukan sebagai pemeran yang menggantikan seseorang dalam video tersebut dan kata-kata (Verbal) yang diucapkan biasanya berupa kesaksian atas sejarah maupun peristiwa tertentu. Namun kata-kata tersebut juga bisa berasal dari narator atau narasumber untuk menggambarkan peristiwa maupun memberikan keterangan tertentu pada tempat-tempat yang direlam dalam gambar.
Namun Di tahun 1990-an lahir gaya baru dalam genre film dokumentrer yaitu, Hybrid Documentary (Hybrid Dokumenter).  Hybrid documenter itu sendiri adalah  film dokumenter yang  dikemas dengan hampir sepenuhnya merupakan hasil dari rekonstruksi yang mengacu pada peristiwa di masa lampau, dimana para pemain/pemeran sudah menggunakan orang lain, bukan orang asli yang mengelami kejadian tersebut.  Gaya kemasan baru tersebut mencangkok berbagai bentuk media audio-visual, termasuk gaya bertutur fiksi untuk menciptakan dramatisasi, emosionalisasi, personalisasi dan fiksionalisasi agar dapat menambah daya tarik penonton atau pemirsa dan biasanya bertujuan untuk komersial. Di dalam Hybrid documenter biasanya terjadi tumpang tindih antara realitas dan fantasi. Situasi kejadian yang dipaparkan telah mengalami pergeseran penuturan, dimana efek animasi dijadikan sebagai salah satu medium utamanya. Seperti halnya yang terjadi pada film dokumenter yang berjudul “Atlantis” yang akan kami analisis kali ini.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana penuturan gaya hybrid dokumenter dalam film Dokumenter Atlantis?

C.    Tujuan Masalah
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gaya hybrid dokumenter dituangkan dalam film Atlantis.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dalam bentuk bahan kajian pada pengembangan ilmu komunikasi terutama pada pemahaman terhadap penuturan hybrid documenter.
2.      Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai penuturan gaya hybrid dokumenter dalam film Atlantis.

E.     Kerangka Teori
Dalam film dokumenter, Gerzon R. Ayawaila (2008) membagi genre menjadi dua belas jenis. Beberapa bentuk bertutur dalam film dokumenter antara lain adalah :
1.      Laporan Perjalanan.
Penuturan model laporan perjalanan mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh
2.      Sejarah.
Merepresentasikan fakta sejarah sesuai dengan periode (waktu peristiwa sejarah), tempat (lokasi peristiwa sejarah), dan pelaku sejarah.
3.      Potret/Biografi
Representasi kisah pengalaman hidup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan
4.      Perbandingan
      Mengetengahkan perbedaan situasi atau kondisi, dari satu objek/subjek dengan yang lainnya.
5.      Kontradiksi
Dari sisi bentuk maupun isi, tipe ini memiliki kemiripan dengan tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal alam mengupas permasalahan.
6.      Ilmu Pengetahuan
Menyampaikan informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu.
7.      Nostalgia
Mengangkat suatu kisah kilas-balik
8.      Rekonstruksi
Pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disususun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.
9.      Investigasi.
Mengetengahkan adegan-adegan terhadap sebuah persitiwa yang coba diungkap karena masih menjadi misteri atau tidak pernah terungkap jelas.
10.   Association Picture Story
Disebut sebagai film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, music dan suara atmosfer (noise) secara artisitik menjadi unsur utama.
11.  Buku Harian
Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi.
12.  Dokudrama
Rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai seseorang yang direpresentasikan secara kreatif, dalam tipe ini subjek yang berperan adalah artis film karena gaya bertutur ini memiliki motivasi komersial.

F.     Pembahasan 
Film Dokumenter Atlantis merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang hilangnya sebuah pulau pada zaman 2500  tahun yang lalu, Plato, filusuf besar yunani menuliskan tentang kisang yang ia sebut pulau atlantis  yang di telan oleh laut dalam sehari semalam.  Sejak itu, orang yang bertanya, mana ada Pulau misterius atau itu hanyalah sebuah mitos. Penelitian terbaru menunjukkan Plato bercerita berdasarkan pada peristiwa aktual, Eksplorasi bawah air baru-baru ini dekat pulau Santorini Yunani  menunjukkan letusan besar vulkanik  yang terbesar dalam sejarah umat manusia. Dan di Santorini ditemukan arkeolog sebuah kota kuno, sebuah dunia yang hilang terkubur oleh bencana.
Dalam film ini diceritakan menurut bukti yang telah ditemukan di yunani, sedangkan alur cerita film ini dikisahkan dari keadaan bangsa yunani yang mempercayai adanya dewa, yang sehingga apabila terjadi bencana ataupun peperangan, bangsa yunani tersebut mengadakan ritual upacara kepada para dewa -dewa dengan memberikan tumbal seperti hewan ternak, hasil pertanian ataupun yang lebih tragisnya menggunakan manusia sebagai tumbal.
Memang Plato sang filusufi besar bangsa yunani bercerita tentang adanya pulau yang telah hilang ditelan letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada zaman tersebut, akan tetapi plato tidak bercerita tentang sesungguhnya kehidupan bangsa atlantis tersebut. Maka dalam film ini diberi sedikit adegan romantis yang mengkisahkan tentang percintaan Pinaruti ( sthepanie leonidas) anak dari bansabira (Isadora Verway) ratu dari bangsa crete yang menjalin asmara dengan seorang Matador bernama Yishharu (Reece Ritchie), akan tetapi perjalanan asmara mereka terhalangi oleh ibunya Pinaruti yang tidak mengizinkan karena Yishharu bersikukuh untuk tidak mempercayai bahwa bencana yang terjadi di bangsanya bukan terjadi karena amarah dewa akan tetapi terjadi karena faktor  alam , dan alasan itulah yang membuat murka Bansabira, ibu dari Pinaruti kepada Yashharu. Dan pada akhirnya walaupun beberapa kali memberikan tumbal seperti dari mulai memberikan hasil perikanan laut dan membuat anaknya menjadi mediator dengan di rasuki roh para dewa hingga memberikan tumbal seekor banteng hingga pada akhirnya Yashhura yang di paksa unntuk menjadi tumbal akan tetapi keadaan masih nihil dan tidak memberikan jalan terang dan akhirnya mereka semua tewas terkena semburan magma dari gunung merapi tersebut dan yang selamat hanyalah Pinaruti dan warga yang menyelamatkan diri ke pulau seberang sebelum letusan besar terjadi.
Namun versi lain mengatakan bahwa bangsa atlantis tertletak didaratan yang kini telah menjadi negara Indonesia, bukan yunani yang seperti digambarkan dalam film dokumenter ‘Atlantis’ tersebut. Seperti yang dilansir oleh Sindonews.com, menuturkan bahwa Profesor Arysio Santos yang menyimpulkan mengenai Atlantis setelah melakukan penelitian selama 30 tahun terakhir, dirinya meyakini benua Atlantis adalah Indonesia.
Benua Atlantis hilang di karenakan tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga mencapai dasar laut. Terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di Selat Sunda.
Keberadaan Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun lalu masih menjadi misteri. Namun, ada satu dokumen yang menyebut Indonesia merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya. Benarkah?.
Santos meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar. 
Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.
Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia.
Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis.
Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika.Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.
Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis?.
Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.
            Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.
Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsabangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia. 
Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang. 
Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti.
Apabila di lihat dari sisi sejarah, pulau atlantis sebenarnya masih dalam keraguan setiap para peneliti, kebenaran dari fenomena pulau atlantis masih diragukan karena mengacu pada penemuan-penemuan arkeolog di sekitar Negara yunani, jadi beberapa peristiwa yang nyata belum dapat di analogikan seperti halnya film tersebut karena beberapa bukti belum autentik dan sebenarnya para peneliti hanya membaca beberapa penemuan arkeolog tanpa sepenuhnya mengerti asli arti dari pesan tersebut pada masa lalu.
Akan tetapi beberapa adegan di sinyalir terlalu di dramatisir sebagai bumbu adegan agar terlihat lebih menarik ditonton pada zaman sekarang yang notabene cenderung menyukai hal yang berbau drama meskipun demikian sebenarnya film ini mengalami pergeseran pada penuturan alur cerita yang di tuangkan dalam film documenter atlantis tersebut.
Jika dilihat dari bentuk penyajian kisah bangsa atlantis di film tersebut, menurut kami sebagaian besar kisah yang terjadi merupakan sebuah fantasi dari sang pembuat film. Namun gaya hybrid dokumenter yang dikemas dalam film tersebut telah mampu menguatkan fenomena yang ada dimasa lampau, sehingga penonton dapat larut dalam kajian yang dipaparkan melalui narasi dan rekonstruksinya, serta efek animasi sangat begitu dominan.
Lemahnya gaya hybrid dokumenter dalam film tersebut, yaitu tidak adanya kontradiksi yang kritis, yakni tidak adanya perbandingan dengan teori yang dikemukakan oleh orang lain selain Plato. Dalam film tersebut sangat terlihat terlalu mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Plato, padahal teori Plato sendiri belum diuji ke afsahannya. Sehingga film dokumenter tersebut hanya akan menjadi sekedar informasi yang lemah.

G.    Kesimpulan
Pada intinya hybrid documenter mencoba menitik beratkan pada peristiwa yang terlalu di dramatisir untuk menciptakan output yang menarik walaupun itu tidak dalam cerita sebenarnya, namun tetap memiliki alur cerita yang sebenarnya terjadi. Lemahnya gaya hybrid dokumenter terlalu mengutamakan teknis adegan. Film dokumenter ‘Atlantis’ jelas-jelas mencoba menyihir para penontonnya dengan kemasan sinematografi yang bagus, serta rekonstruksinya, dan efek animasinya, namun mengesampingkan ke aslian ceritanya. Adapun arti dari dokumenter sesungguhnya adalah cerminan dari perubahan realita sosial, budaya dan sebuah medium artistik yang kuat untuk mengekspresikan sudut pandang dan kisah-kisah yang personal.

0 coment�rios:

Posting Komentar