WHAT'S NEW?
Loading...

KOMUNIKASI MASSA

Mahasiswa UMY menjadikan/mengunakan Tayangan “Dahsyat” RCTI menjadi tempat mencari kepuasan dalam mengetahui musik Terbaru


  1. Latar Belakang Masalah
Sejatinya banyak sekali tayangan-tayangan di televisi yang menghibur masyarakat Indonesia. Dari mulai acara talkshow, infotainment sampai acara musik pun bermunculan di televisi. Tayangan-tayangan tersebut diadakan oleh seluruh stasiun televisi swasta  guna memenuhi keinginan masyarakat Indonesia yang selalu haus akan berbagai hiburan yang mungkin tidak mereka dapatkan di rumah. Acara-acara di televisi itupun juga memiliki penggemarnya masing-masing. Contohnya, acara infotainment yang sebagian besar disukai oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga. Tetapi tidak seluruh acara televisi hanya diperuntukkan bagi kaum wanita saja, banyak juga acara lainnya yang diadakan bagi kaum remaja,kaum laki-laki dan kaum anak-anak di Indonesia.
Dari berbagai macam acara di televisi, saat ini memang paling banyak dirajai oleh tayangan-tayangan yang diperuntukkan bagi kaum remaja. Acara televisi yang disuguhkan untuk para remaja pun beraneka ragam bentuknya, salah satunya adalah acara yang membahas mengenai perkembangan musik di Indonesia. Tayangan tentang musik tersebut juga banyak sekali bermunculan dengan berbagai bentuk kemasannya. Banyaknya acara musik bermunculan di televisi dikarenakan oleh keingintahuan masyarakat tentang perkembangan musik di Indonesia. Salah satu tayangan musik yang paling diminati oleh para remaja Indonesia adalah acara DAHSYAT di stasiun televisi RCTI. Acara yang dipandu oleh Raffi Ahmad, Olga Syahputra ini memang diakui menjadi acara yang paling banyak mendapatkan sambutan dari para penonton televisi khususnya bagi para remaja.
Dahsyat dianggap menjadi tayangan yang paling disukai oleh para penikmat musik Indonesia khususnya para remaja dikarenakan dengan konsep acara tersebut yang sengaja dibuat santai dan penuh canda tawa. Selain itu, tayangan tersebut memang menjadi satu-satunya tayangan yang sangat menghargai penontonnya. Hal itu dibuktikan dengan diikutsertakannya penonton dalam setiap episode tayangannya tanpa ada batasan antara penonton dan artisnya. Komunikasi non verbal dan interaksi berupa bahasa tubuh yang dilakukan oleh presenternya pun dianggap menjadi salah satu hal yang menarik pada acara tersebut.  Lagu-lagu di acara Dahsyat pun juga selalu up to date, sehingga pengetahuan masyarakat tentang musik Indonesia pun semakin berkembang. Disisi lain, dengan adanya bintang tamu yang selalu berbeda tiap harinya, membuat para penikmat musik semakin mengetahui tentang tren aliran musik saat ini, sehingga pengetahuan mengenai musik pun semakin bertambah besar. Tanpa diduga, ternyata konsep tersebut benar-benar berhasil menarik minat remaja untuk menjadi bagian yang membuat tayangan tersebut menjadi tayangan musik nomor satu di Indonesia.
Berdasarkan data yang saya ambil dari tabloid remaja Gaul edisi 36 yang terbit pada tanggal 8-14 September 2008 bahwa Dahsyat memang menjadi acara musik terfavorit di Indonesia yang mendapatkan peringkat pertama pada polling yang diadakan oleh pihak tabloid tersebut. Menurut tabloid tersebut, para remaja memilih menonton dahsyat menjadi tayangan musik favorit karena mereka menilai bahwa info-info tentang musik Indonesia yang disampaikan pada tayanagan tersebut memang memberikan perkembangan informasi yang selalu baru setiap harinya.
Menurut pakar dari public speaking Indonesia, yaitu Charles Bonar Sirait yang saya kutip dari bukunya yang berjudul The Power of Public Speaking menyatakan bahwa sebuah acara atau tayangan baik di televisi ataupun di tempat umum lainnya akan menarik banyak peminat apabila acara tersebut dibawakan oleh pembawa acara yang mampu berinteraksi dengan baik oleh social yang notabene adalah penonton dan mampu membawakan acara tersebut sesuai konsep serta memberikan informasi yang sesuai dan bermanfaat bagi para pemirsanya, maka para pemirsanya pun semakin lama semakin banyak yang menyukai. Hal tersebutlah yang juga diterapkan pada acara dahsyat di RCTI sehingga memiliki peminat yang banyak dan menduduki peringkat pertama acara musik terfavorit di Indonesia.

  1. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang masalah di atas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu
·         Sejarah dan asumsi mengenai teori uses and gratification
·         Seberapa besar  kepuasan yang didapat Mahasiswa UMY mengunakan atau menjadikan Tayangan “Dahsyat” RCTI menjadi tempat mencari kepuasan dalam mengetahui musik Terbaru



  1. Tujuan
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas ujian akhir semester  Kemudian, agar kita sebagai mahasiswa/i Ilmu Komunikasi dapat mengenal lebih jauh mengenai teori uses and gratification yang mengatakan bahwa individu   lebih aktif dalam menyikapi media yang diingikan dalam menccapai kepuasan

  1. Manfaat penelitian
                   I.            manfaat akademis penelitian ini diharapkan memberikan tambahan referensi untuk kajian komunikasi
                II.            manfaat praktis sebagai sarana menambah wawasan bagi para pemerhati media bahwasanya individu lebih aktif dalam mencari kepuasaan di media  
  1. Pembahasaan
1.     Sejarah singkat Theory uses and gratification
Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase (dalam   Rosengren dkk., 1974), yaitu:
  • Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audiens.
  • Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
  • Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan.
Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audiens member. Dimana Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audiens / khalayak yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik, dimana pemirsa merupakan objek pasif yang hanya menerima apa yang diberi media).
Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini , yaitu : Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan. Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Point ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Point keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Point kelima adalah Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media secara spesifik.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang memengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh menurut Judith van Evra anak-anak secara khusu lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi
2.      ASUMSI TENTANG TEORI USES AND GRATIFICATION
Katz, Blumer dan gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu :
a)      Khalayak diangap aktif,artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b)      Dalam proses komunikasi massa,inisiatif untuk mengaitkan pemuassan kebutuhan dengan pemilihan media  terletak pada khalayak
c)      Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalaui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan
d)     Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu
e)      Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak
Pengujian-pengujian terhadap asumsi-asumsi Uses and Gratification Media menghasilkan enam (6) kategori identifikasi dan temuan-temuannya (dalam Rosengren dkk., 1974), sebaga berikut:
  1. Asal usul sosial dan psikologis gratifikasi media.
John W.C. Johnstone (1974) menganggap bahwa anggota audiens tidak anonimous dan sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota kelompok sosial yang terorganisir dan sebagai partisipan dalam sebuah kultur. Sesuai dengan anggapan ini, media berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan keperluan individu-individu, yang tumbuh didasarkan lokalitas dan relasi sosial individu-individu tersebut.
Faktor-faktor psikologis juga berperan dalam memotivasi penggunaan media. Konsep-konsep psikologis seperti kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi mempunyai pengaruh dalam pencarian gratifikasi dan menjadi hubungan kausal dengan motivasi media.
  1. Pendekatan nilai pengharapan.
Konsep pengharapan audiens yang perhatian (concern) pada karakteristik media dan potensi gratifikasi yang ingin diperoleh merupakan asumsi pokok Uses and Gratification Media mengenai audiens aktif. Jika anggota audiens memilih di antara berbagai alternatif media dan non media sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka harus memiliki persepsi tentang alternatif yang memungkinkan untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Kepercayaan terhadap suatu media tertentu menjadi faktor signifikan dalam hal pengharapan terhadap media itu.
  1. Aktifitas audiens.
Levy dan Windahl (1984) menyusun tipologi aktifitas audiens yang dibentuk melalui dua dimensi:
    • Orientasi audiens: selektifitas; keterlibatan; kegunaan.
    • Skedul aktifitas: sebelum; selama; sesudah terpaan ( baca handsout ”audiens”)
Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam penelitian tentang penggunaan media, menemukan perbedaan anggota audiens berkenaan dengan basis gratifikasi yang dirasakan. Dipengaruhi beberapa faktor. Yaitu: struktur media dan teknologi; isi media; konsumsi media; aktifitas non media; dan persepsi terhadap gratifikasi yang diperoleh.
Garramore (1983) secara eksperimental menggali pengaruh ”rangkaian motivasi pada proses komersialisasi politik melalui TV. Ia menemukan bahwa anggota audience secara aktif memproses/mencerna isi media, dan pemrosesan ini dipengaruhi oleh motivasi.
  1. Gratifikasi yang dicari dan yang diperoleh.
Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara konseptual, dengan alasan sebagai berikut:
    • GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang lain.
    • Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.
    • Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.
    • GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.
Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat media.
  1. Gratifikasi dan konsumsi media.
Penelitian mengenai hubungan antata gratifikasi (GS-GO) dengan konsumsi media terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
    • Studi tipologis mengenai gratifikasi media.
    • Studi yang menggali hubungan empiris antara gratifikasi di satu sisi dengan pengukuran terpaan media atau pemilihan isi media di sisi lain.
Studi-studi menunjukkan bahwa gratifikasi berhubungan dengan pemilihan program. Becker dan Fruit memberi bukti bahwa anggota audiens membandingkan GO dari media yang berbeda berhubungan dengan konsumsi media. Studi konsumsi media menunjukkan terdapat korelasi rendah sampai sedang antara pengukuran gratifikasi dan indeks konsumsi.
  1. Gratifikasi dan efek yang diperoleh.
Windahl (1981) penggagas model uses and effects, menunjukkan bahwa bermacam-macam gratifikasi audiens berhubungan dengan spectrum luas efek media yang meliputi pengetahuan, dependensi, sikap, persepsi mengenai realitas social, agenda setting, diskusi, dan berbagai efek politik.
Blumer mengkritisi studi uses and effects sebagai kekurangan perspektif. Dalam usaha untuk menstimulasi suatu pendekatan yang lebih teoritis, Blumer menawarkan tiga hipotesis sebagai berikut:
    • Motivasi kognitif akan memfasilitasi penemuan informasi.
    • Motivasi pelepasan dan pelarian akan menghadiahi penemuan audiens terhadap persepsi mengenai situasi sosial.
o   Motivasi identitas personal akan mendorong penguatan efek


1)    Hubungan teori ini dengan acara musik DAHSYAT di RCTI

Teori uses and gratification mengatakan bahwa individu lebih aktif dalam mencari apa yang diinginkan  dalam media sehingga tercapai kepuasan yang diinginkan tersebut,seperti contohnya dengan kebanyakan mahasiswa UMY( Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ) yang setelah diwawancarai lebih mengenal acara DAHSYAT di RCTI untuk mengetahui berita musik terbaru atau dengan bahasa lain terupdate.


Seperti wawancara kami terhadap mahasiswa UMY sebagai berikut :
·         Menurut mahasiswa UMY berinisial AG mengatakan menonton acara DAHSYAT di RCTI membuat pengetahuan lebih tahu tentang musik-musik terbaru yang ada di acara tersebut,dan humoris para pembawa acara DAHSYAT yang membuat pikiran kembali segar setelah melihat acara tesebut

Menyimpulkan wawancara diatas yaitu pemerhati media mendapatkan kepuasaan dengan menonton acara tersebut setelah aktifitas yang dilakukan kesehariannya dikampus yang membuat penat pikiran

            Walaupun banyak sarana media lain yang bisa digunakan tetapi memang televisi merupakan sarana yang utama dalam media sekarang untuk mempelajari tentang masyarakat dan kultur, dan menurut teori usus and gratification :
Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna mediamempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumberberitanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatankomunikasi untuk memenuhi kepuasannya. Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media,yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teoriini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangatselektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam jalaludin rakhmat 1984)

Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara konseptual, dengan alasan sebagai berikut:
    • GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang lain.
    • Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.
    • Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.
    • GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.
Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat media.
  1. Teknik Pengumpulan Data
Adalah suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yangt diperlukan, untuk memperoleh data yang representative baik data primer maupun data sekunder maka dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu meliputi observasi, wawancara dan kuesioner. ( Sutrisno Hadi, 1983:124 )
o   Observasi, adalah cara mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
o   Wawancara, adalah teknik pengmpulan data dengan cara Tanya jawab langsung antara peneliti dan responden
o   Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan kertas yang berisi pertanyaan yang mengenai penelitian tersebut.

  1. KESIMPULAN
 Teori Uses and gratification merupakan teori yang menjelaskan bahwa pemerhati media adalah yang berpengaruh terhadap dirinya sendiri karena dikatakan bahwa pemerhati itu aktif dalam mencari media yang diinginkan dalam mencari kepuasan tersendiri bagi pemerhati tersebut,

Dan dengan keterkaitan dengan acara musik tersebut adalah bahwa kebanyakaan mahasiswa UMY lebih ingin menonton atau mencari kepuasan dengan musik terupdate melewati tayangan acara musik DAHSYAT di RCTI ketimbang melalui acara lain yang lebih dominan mengikuti acara DAHSYAT tersebut

0 coment�rios:

Posting Komentar