Misteri Film Ajian Ratu Laut Kidul dan Pantai Selatan
Film sebagai alat
propaganda berkenan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki
jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Di samping
itu, kita pun perlu menyimak unsur-unsur ideologi dan propaganda yang
terselubung dan tersirat dalam film hiburan umum, suatu fenomena yang tampaknya
tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Fenomena
semacam itu mungkin berakar dari keinginan untuk merefleksikan kondisi
masyarakat atau mungkin juga bersumber dari keinginan untuk memanipulasi
(McQuail, 1996:14).
Film Ajian Ratu Laut Kidul yang di produksi pada tahun
1991 yang juga dibintangi Suzana dan Clift Sangra ini disutradarai oleh Nariono
Prayetno. Film ini mengisahkan tentang legenda Ratu Kidul penguasa Pantai
Selatan. Film ini bercerita tentang perebutan kedudukan Lurah di suatu desa
antara Lestari (Suzana) dan Anggoro (Johny). Karena tak mampu menerima
kekalahan dari pesaingnya yaitu Lestari, Anggoro bersaing tidak sehat dengan cara
menggunakan jasa dukun. Dan pada akhirnya, Lestari tidak hanya tersingkir dari
desa dimana dia tinggal akan tetapi juga terasing ke hutan karena cacatnya
tubuh yang terkena ilmu hitam dari pesaingnya Anggoro yang telah memberi
guna-guna setelah kemenangannya pada pemilihan lurah di desanya. Saat itulah
muncul Ki Jaga Satru yang diperankan oleh Clift Sangra yang diutus oleh
penguasa alam gaib Laut Selatan untuk menyelamatkan Lestari sekaligus mengobati
cacat tubuhnya. Atas bantuan Ki Jaga Satru, kedok Anggoro terbuka dan Lestari
kembali ke desanya untuk kembali mengambil jabatannya sebagai lurah dan
memberikan hukuman kepada Anggoro yang telah mencederainya dahulu dan kini
Laras kembali menjadi lurah. Dalam pernyataan narasi film tersebut dapat di
simpulkan bahwa film pada masa dulu lebih merepresentaikan film yang berbudaya
dengan terbungkus legenda atau mitos yang terjadi pada saat itu walaupun ada
berbagai adegan yang sara dan itu
tidak terlalu di tonjolkan , dan dari segi cerita Film Ajian Ratu Laut Kidul
lebih menekankan pada sisi budaya dan sosial sesama masyarakat, dengan adanya
Film Ajian Ratu Laut Kidul khalayak di ajak untuk lebih mengenal budaya lewat
legenda dan mitos daerah tersebut agar tidak lupa pada masa mendatang.
Representai merupakan penggambaran
tentang realitas yang ada pada masyarakat pada waktu itu. Representasi bisa
digambarkan melalui bahasa, gambar, dan video. Secara ringkas “Representasi adalah
produksi makna melalui bahasa” (Budiman 1999 : 1). Pada Film Ajian Ratu kidul sangat
di jelaskan pada beberapa frame tentang kebudayaan mulai dari cara berpakaian
kebaya atau pakaian pernikahan ataupun di gambarkan dalam tutur kata dan
norma-norma yang berlaku di zaman dahulu
Film Ajian Ratu Laut Kidul tokoh Lestari yang
diperankan oleh Suzana menggambarkan bahwasanya rakyat pada zaman dulu menghargai
legenda dan mitos tentang budaya secara turun menurun. Disisi inilah di
cerminkan kepada khalayak bahwasanya dari kebudayaan tersebut munculah norma-norma
yang dapat dianut masyarakat pada umumnya. Singkatnya , kebudayaan adalah
sebuah pengaruh yang penuh kekuatan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan
kehidupan manusia pada khususnya. Kebudayaan memiliki kemewahan yang berbeda
satu dengan yang lain sehingga membuatnya sulit untuk digeneralisir
(Littlejohn, 2005: 312).
Kebudayaan memberitahu dengan cara yang berbeda,
tetapi semua bentuk komunikasi membutuhkan sebuah kode yang disampaikan,
komunikaator-komunikator yang tahu dan menggunakan kode, sebuah saluran, sebuah
tempat kejadian, sebuah bentuk pesan, sebuah topik, dan sebuah kejadian yang
diciptakan oleh proses transmisi pesan. Apapun memenuhi syarat untuk disebut
sebagai komunikasi sejauh hal itu dianalisis oleh siapapun yang menggunakan kode
(Littlejohn, 2005: 312).
Berbeda dengan Film Pantai Selatan masa sekarang
garapan Sutradara Chiska Doppert yang mengusung tema horor yang dicampuri
dengan adegan hot dan tak kalah pentingnya adalah pemain film yang ada
dalam Film Pantai Selatan yang rilis pada 26 September 2013 tersebut adalah
Artis dengan masalah kontroversinya,seperti Nikita Mirzani dan Dewi Persik.
Pantai
Selatan ini sendiri berkisah tentang Lastri (Dewi Persik) yang sedang hamil dan
Lastri pergi meninggalkan rumahnya
karena dipaksa menikah oleh orangtuanya, tak peduli dengan kondisi Lastri. Ia
tetap ingin menjadikan Lastri sebagai istri keduanya. Lastri bersembunyi di goa
Blorong,Lastri yang menolak pulang dan memilih bunuh diri dengan cara terjun
dari tebing jurang. Di lautan tersebut, munculah seekor ular dengan ukuran
sangat besar dan mengeluarkan janin pada perut Lastri. Ternyata Sang ular besar
adalah penguasa goa Blorong. Akhirnya ular besar tersebut mengasuh anak Lastri
hingga besar dan diberi nama Larasati(Dewi Persik).
Ketika beranjak dewasa, Larasati meninggalkan goa .
Kecantikannya membuat para pemuda terpesona. Namun mereka justru menjadi korban
Larasati. Larasati telah menjelma menjadi titisan dewi ular. Saat membunuh
salah satu korbannya, Aryo (Ricky Perdana) menyaksikan kejadian
tersebut. Wajah Larasati yang mirip Lastri membuat Aryo berani mendekati
gadis ini. Ia juga ceritakan misteri kematian ibunya. Dendam Lastri kian
memanas dan amarah yang tinggi. Ia menuntut balas dan keadilan atas kematian
ibunya dan menjadikan Agus dan kawan-kawan sebagai sasarannya.
Kejadian demi kejadian pembunuhan tersebut membuat
Tasya (Monique Henry), seorang wartawan tertarik. Rasa penasaran Tasya
mempertemukannya dengan Larasati. Tasya juga membantu menemukan laki-laki
misterius yang telah menghamili Lastri. Nama laki-laki itu tersimpan tak
diketahui sampai lastri ibu dari Larasati bunuh diri.
Dari narasi diatas dapat terlihat jelas bahwasanya
cerita dan latar belakang cerita sangat mirip dengan cerita Film Ajian Ratu
Laut Kidul pada masa dulu , hanya perbedaan dalam membungkus film yang berbeda
karena setiap masa pemikiran orang akan semakin berkembang dan sederhananya
setiap film yang ada pada masa itu pada masa sekarang direproduksi oleh
sekelompok orang dari beragam sistem sosial yang berbeda. Dengan kata lain
ketika kita berkomunikasi satu sama lain, kita membuat struktur yang memberi
jarak dari institusi sosial budaya yang luas dengan hubungan individu yang
lebih kecil (Giddens dalam Littlejohn, 2005: 225). Dan apabila disederhanakan,
adalah hal-hal praktikal yang dilakukan oleh sebuah kelompok menciptakan
struktur yang mempengaruhi hal-hal praktikal di kemudian hari. Dengan kata
lain, aksi-aksi hari ini memiliki konsekuensi-konsekuensi yang berpengaruh pada
aksi-aksi masa yang akan datang (Litllejohn,2005: 235)
Sejauh ini penulis
akan menganalisis bagaimana perbedaan film Pantai Selatan dengan Ajian
Ratu Laut Kidul yang intinya cerita sebenarnya sama akan tetapi beda
pada pembuatan dan realitanya.
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui adanya alur cerita yang berbeda, dipengaruhi oleh perbedaan pemikiran
masyarakat dari generasi ke generasi. Film Ajian Ratu Laut
Kidul ini lebih membahas
tentang makna-makna kebudayaan, legenda dan mitos yang dikarenakan perfilman
pada era itu lebih berfokus pada kebudayaan bangsa indonesia yang masih
mempercayai mitos dan legenda tentang Nyai Roro Kidul yang menguasai Pesisir
Pantai Selatan. Sedangkan pada Film Pantai Selatan sekarang cerita alur dan
penokohannya lebih terkonteks pada pembahasan tentang gaya hidup orang
Indonesia yang penuh dengan kegelamoran, kesenangan, kebebasan berekspresi
serta kondisi sosial, dan juga film Pantai Selatan sekarang lebih membumbui
adegannya dengan adegan yang berunsur sara seperti halnya kemolekan
tubuh para pemainnya.
Gambar.1. lastri menjadi sosok titisan
siluman ular dengan keadaan tubuh yang setengah telanjang
Memang film horor pada sekarang lebih
banyak menimbulkan berbagai kontroversi mulai dengan nama film, pemain dan
adegan sara yang di tampilkanuntuk menimbulkan kesan yang berbeda dari
film- film yang terdahulu pernah di buat agar penonton lebih tertarik dengan
adegan bukan dengan alur cerita film yang mungkin ada sisi yang bermakna dan
itulah cara pendekatan di zaman sekarang yang mungkin ingin agar film tersebut
terkenal di kalangan penonton. Stanley J. Baran (2010: 304) mengatakan bahwa Reception
merupakan sebuah pendekataan kepada khalayak, sedangkan khalayak lebih
bersifat polisemi. Polisemi sendiri adalah kata-kata yang memiliki makna atau
arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu
kata. Khalayak akan memahami suatu hal sesuai apa yang mereka tangkap dan
pahami dari sebuah taks. Inilah mengapa bisa dikatakan dengan horor pada
zaman sekarang lebih mudah untuk terkenal
, dikarenakan setiap adegan hot dari setiap pemainnya akan mengundang rasa
penasaran bagi para khalayak yang ingin menontonnya dan tergantung nanti apa
yang akan di katakan khalayak banyak tentang menariknya film yang di tontonnya
dan bukan lebih kepada bagaimana budaya itu ditampilkan dalam legenda dan mitos
seperti Film Ajian Ratu Laut
Kidul.
Dan pada akhirnya film horor
pada masa Ajian Ratu Laut Kidul lebih menonjolkan sisi Budaya yang masih melekat pada masyarakat dan di
tampilkan melewati sebuah karya film,berbeda dengan film horor Pantai Selatan pada zaman sekarang yang lebih banyak
mendominasi adegan kontroversi seperti seks, ciuman dan eksploitas tubuh
wanita di dalamnya, pada dasarnya film
tetap di produksi sesuai dengan keinginan pemikiran konsumen pada zaman sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika.
Yogyakarta : lkis.
McQuail. Denis, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta,
1996
Littlejohn, stephen. W. (2005). Theori of human Communication 8th Edition,
USA, Thomson-Wadsworth
Baran, Stanley J; Davis, Dennis K. (2010). Teori Komunikasi Massa:
Dasar,pergolakan, dan Masa Depan Edisi Kelima. Jakarta, salemba Humanika
BIODATA
Luthfi Rahman
Hakim,Anak kedua dari pasangan Joko Sungkono S.P dan Siti Nurrochmah dan anak
kedua dari tiga bersaudara , kuliah di Universitas muhammadiyah yogyakarta
Fakultas ilmu sosial dan politik jurusan
komunikasi broadcasting 2011. Menggeluti dunia broadcasting karena ingin
bereksplorasi dan berimajinasi yang bisa di realisasikan dan sudah menghasilkan
3 buah karya sederhana dari film pendek seperti Peduli ? Sadar ?, Mutilasi,
BukanSinetron. Contact person bisa hubungi @nakka102 atau nakka.bukan@gmail.com
0 coment�rios:
Posting Komentar